• Koperasi Pertanian Taiwan -Taiwan Cooperative

    Taiwan peduli benar terhadap nasib rakyat kecil. Mereka menangani serius, sisi produksi hingga pemasaran produk pertaniannya. Apa hasil studi banding yang didapat dari salah satu Macan Asia ini?

    Taiwan mampu menjalankan yang disebut sistem agribisnis secara moderen, utamanya di sektor agribisnis hortikultura. Fakta berbicara, di subsektor agribisnis sayur-sayuran dan buah-buahan ini, sebagian besar hasil produksinya sudah terekspor ke berbagai negara termasuk ke Indonesia. Jenis-jenis buah-buahan seperti apel, jeruk dan pier dengan kemasan menarik berlebel made in Taiwan mudah dijumpai di Indonesia. Baik yang terpajang di rak-rak swalayan berpendingin hingga di kaki lima.

    Sudah hampir dua dekade belakangan Taiwan benar-benar menerapkan yang disebut sistem agribisnis terpadu (integrated agribusiness system). Sistem ini meliputi sejak aspek pembibitan unggul, pola tanam, budidaya dan pemeliharaan tanaman hingga pemasaran seperti yang sudah disebutkan. Yang jelas, pola koordinasi antar aspek agribisnis ini juga selalu dilakukan secara konsisten, serta mendapat dukungan dari pemerintah dan kalangan lembaga penelitian swasta serta pergruan tinggi khusus pertanian—seperti Institut Pertanian Bogor di Indonesia.

    Pada aspek budidaya agribisnis misalnya, negara berpenduduk sekitar 30 juta jiwa ini tidak hanya melakukannya secara tradisional. Karena keterbatasan lahannya, negara yang memiliki wilayah seluas Provinsi Sulawesi Tenggara ini juga sudah menerapkan model perkebunan hidroponik alias pola tanaman perkebunan dalam pot (tabulapot). Selain model hidroponik, kalangan pengusaha di negara yang berbahasa resmi China Mandarin ini bahkan sudah mengintroduksi perkebunan budidaya berpola aeroponik. Model perkebunan dengan akar-akar tanaman berjuntaian di udara ini, sudah diterapkan sekitar sepuluh tahun terakhir. Negara lain yang sudah menerapkan pola ini, biasanya yang memiliki keterbatasan lahan seperti Singapura dan Hongkong. Di Indonesia juga sudah mulai dipraktikkan, yaitu di kawasan Bandung Utara atau Lembang.

    Sedangkan mengenai peran perguruan tinggi khusus pertanian seperti disinggung di atas, keberadaan serta sumbangannya bagi perkembangan dunia pertanian memang signifikan. Perguruan tinggi ini memiliki lembaga penelitian yang andal, lengkap dengan peralatan laboratorium pertanian dan perkebunan yang canggih.

    Agrowisata dan Mall Agribisnis
    Negara penghasil beras, pisang, nanas dan gula tebu ini, bukan hanya memiliki sistem agribisnis yang moderen dan pemasarannya yang sudah lama menembus pasar ekspor. Sebab, di salah satu kawasan tidak jauh dari ibukota negara bisa ditemui obyek wisata khusus tanaman komoditas hortikultura dari tomat hingga wortel. Di Indonesia agrowisata semacam ini sesungguhnya juga sudah ada. Seperti Agrikusuma di dekat lokasi Hotel Kusuma, Malang, Jawa Timur dan agrowisata komoditi salak di daerah Sleman, Yogyakarta.

    Selain memiliki obyek wisata agribisnis, negara dengan pendapatan di atas 10.000 ribu Dolar AS per kapita per orang ini memiliki kompleks pertokoan khusus di salah sudut ibukota negara. Namanya Agribusiness Mall. Yang jelas, di kawasan pertokoan ini nyaris berbagai macam buah-buhan yang ada dunia ini tersedia.

    Di lokasi agrowisata, Taiwan seperti menunjukkan bahwa negara ini maju di sektor pertanian khususnya sektor hortikultura. Sementara di kawasan pertokoan agribisnis dan agroindustri, mereka ingin membuktikan betapa komitmen di dunia perdagangan ekspor maupun impor juga sangat serius. Maksudnya, penduduk domestik serta para wisatawan asing dengan mudah dapat membuktikan keseriusan pemerintah Taiwan di lapangan. (Husni Rasyad)

    Related Posts :



1 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post