• Pusat Koperasi Unit Desa Jabar-Puskud Jabar

    Jika memang benar-benar dikelola sesuai kaidah bisnis, usaha koperasi tak akan kalah dengan pelaku usaha lainnya. Walau dalam perjalannya Pusat KUD Jabar tanpa dukungan fasilitas maupun program usaha Pusat KUD, buktinya Pusat KUD Jawa Barat, hingga kini tetap eksis. Padahal kebijakan penyaluran pupuk, penyaluran komoditi Bulog dan tata niaga cengkeh, sudah lama dicabut. Tentunya hal ini menujukkan, betapa koperasi kalau dikelola sengguh-sungguh, tak kalah dengan pelaku usaha lainnya.

    Tak sulit untuk membuktikan, eksisnya bisnis Pusat KUD Jabar. Sebagai misal, amati saja tongkrongan kantornya, selain besar juga megah. Penampilan kantor yang berada di jalan Sorkarno Hatta No. 641 Bandung ini, setidaknya bisa memberikan legitimasi akan kebonafitannya. Sekadar diketahui, lokasi kantor ini, juga dikenal dengan nama By Pass, yang merupakan jalan raya terpanjang dan terbesar di kota Bandung, melintang dari barat perbatasan Cimahi hingga ke Cibiru di perbatasan Sumedang.

    Boleh jadi, gedung berlantai dua ni adalah juga kantor terbesar yang pernah dimiliki koperasi di kota Bandung. Saking besarnya, tak urung tiga koperasi lainnya juga menompang berkantor di kota Bandung. Saking besarnya, tiga koperasi lainnya tak urung turut menompang berkantor di sana, yaitu Perwakilan Inkopti Jakarta, Puskopwan Jabar dan Koperasi Penjamin Kredit Koperasi.

    Masih kurang. Di jalan yang sama, tak jauh dari sana masih ada dua bangunan terpisah lainnya yang dimiliki Pusat KUD Jabar. Satu digunakan sebagai kantor khusus operasional Direktorat Simpan Pinjam, dan lainnya berupa toko Swalayan “Citra Utama”. Itu belum termasuk dua unit toko, yaitu “Citra Fokus dan Citra Salawa serta satu show room yang berada ditempat lainnya. Dengan semua fenomena ini, jelaslah sudah bisnis Pusat KUD Jabar masih berbunga-bunga.

    Tanpa bermaksud membanding-bandingkan dengan Pusat KUD lain, boleh jadi Pusat KUD yang satu ini memang memiliki kelebihan tersendiri. Paling tidak kelebihan itu tercermin dari kemampuannya menambah timbunan kekayaannya. Sebab tak rahasia, bhawa tak sedikit diantara Pusat KUD, jangankan bertambah hartanya, mempertahankan asset yang adapun bersusah payah. Jadi tak heran, bila Wahyudi Basuki SH, Sekretaris Induk KUD, menilai Pusat KUD Jabar masih tetap yang terbaik. “Banyak sudah RAT Pusat KUD yang saya hadiri, tapi suasananya di Bandung ini sedikit lain, sejuk serta menggairahkan. Semangat ber-RAT dari KUD-KUD masih tampak begitu bergairah. Dengan gambaran ini, serta ditaqmbah dengan keberhasilan mengelola usaha, saya nilai Pusat KUD Jabar masih yang terbaik” ujar Wahyudi dalam sabutannya pada RAT koperasi ini bulan Juni lalu.

    Penilaian yang sama juga diutarakan oleh Remi Tjahari, SE, MPIA, Kepala Dinas Koperasi UKM Jabar. Bahwa, laporan tahun buku 2003, khususnya bidang keuangan Pusat KUD Jabar sangat mantap. Likuiditasnya yaitu perbandingan aktiva lancar kewajiban lancar mencapai nilai 499, atau sangat likuid. Begitu pula solvabilitasnya, yakni perbandingan antara aktiva dengan kewajiban sangat tinggi, angkanya 751 %. “Bayangkan aktivanya 42,8 miliar, sedang kewajibannya cuma Rp. 5,7 miliar. Itu artinya sangat-sangat bisa memenuhi kewajiban” kata Remi Tjahari.

    Pusat KUD Jabar dalam perjalanannya yang sudah memasuki usia 30 tahun, memang tidak sekalipun pernah merugi. Setiap tahun selalu mampu menyisihkan SHU. Tahun 2003 misalnya, tercatat Rp. 634 juta dan tahun 2002 Rp. 780,4 juta. Dengan tambahan perolehan SHU ini, maka modal sendiri yang kini dimiliki koperasi ini tak kurang dari Rp. 36,9 miliar. Itu belum termasuk dalam bentuk kekayaan lainnya, berupa tanah, gedung, kenderaan, mesin-mesin senilai Rp. 10 miliar lebih.

    Lantas, di mana sesungguhnya kiat sukses koperasi ini? Ternyata, kiatnya berada pada mantapnya pengelolaan manajemennya. Sebagai misal dalam pengelolaan bisnis, tidak dicapur aduk satu dengan lainnya. “Kita pilah-pilah secara otonom dan ditangani secara profesional” ujar Atang Sumpena, Ketua Umum Pusat KUD Jabar.

    Diakui Atang Sumpena, solidnya kinerja sesama pengurus maupun dengan Manager serta karyawan, juga tak bisa dipisahkan dari keberhasilan ini. Sebagai misal kata dia, sekecil apapun, problema yang dihadapi senantiasa disikapi dengan bijaksana. Pembagian tugas kerja di koperasi ini, memang sudah ditata sedemikian rupa.

    Bicara tentang usaha yang ditangani, sesungguhnya, tidak jauh berbeda dengan yang dulu-dulu, ketika masih zaman kemudahan. Core bisnisnya tetap mengarah pada sektor pertanian dan selalu terkaita dengan kepentingan anggota. Kalaupuan ada yang bertambah misalnya penyaluran semen dan batu bara, itupun tetap terkait dengan kebutuhan sejumlah KUD.

    Tapi jangan lupa, lanjut Atang Sumperna. Meskipun ada kemiripan usaha dengan yang dulu, jangan dikira masih berbau program. “Pupuk misalnya, meskipun tetap kita tangani, itu dibeli dari pabrikan sebagaimana layaknya transaksi bisnis murni. Kita memang telah ditunjuk sebagai salah satu Distributor dari pupuk Kujang. Begitu pula dengan sembako, gula serta terigu yang ada di perkulakan, tidak ada hubungannya dengan urusan Bulog, semua didapat di pasar bebas. “Sekarang kan tidak ada lagi yang namanya program-programan” kilah Atang Sumpena, seakan memberikan gambaran, tanpa kemudahan pun, Pusat KUD Jabar tetap mampu berdiri tegak.

    Tahun 2003, tak kurang dari 38.259 ton pupuk yang diperdagangkan oleh koperasi ini dengan volume usaha Rp. 50 miliar lebih. Pupuk itu disalurkan kepada KUD anggotanya melalui lima Koordinator Daerah (Korda) yang, masing-masing dipimpin oleh seorang manager.

    Ada belasan unit usaha yang ditangani oleh koperasi ini, dan semuannya mampu memberikan kontribusi pada kocek Pusat KUD. Unit usaha itu dibagi dalam empat devisi kegiatan, yaitu devisi simpan pinjam, devisi agri bisnis, devisi perdagangan, dan devisi perkulakan. Devisi agri bisnis (menglola pabrik beras di Karawang dan Indramayu, kemudian jasa angkutan pupuk, angkutan Sub Dolog, angkutan matrial dan angkutan umum), devisi perdagangan (mengelola pemasaran pupuk, semen dan sayur mayur), devisi perkulakan (mengelola swalayan Citra Utama, toko Citra Fokus, toko Citra Salawa, penyaluran sembako dan usaha show room).

    Simpan pinjam boleh dikatakan merupakan bisnis andalan dari Pusat KUD Jabar. Bahkan juga menjadi usaha yang paling banyak terkait dalam melayani kebutuhan anggota. Maklum, unit ini sengaja dibentuk, khusus untuk melayani permodalan KUD. “Tidak sepeserpun dari Rp. 8 miliar dana yang dikelola unit ini memnaglir selain ke KUD” kata Amin Ruhendi, Direktur Direktorat Simpan Pinjam.

    Pada tahun buku 2003, unit ini mengucurkan dana sekitar Rp. 7 miliar lebih, dan itu diberikan kepada 197 KUD. Kemudian dari perputaran usaha ini, diperoleh SHU Rp. 455,7 juta. Bandingkan dengan SHU keseluruhan, Rp. 634 juta, itu berarti sebagaian besar pendapatan Pusat KUD dipasok unit ini.

    Ada yang menarik dari pola penyaluran yang dianut simpan pinjam ini. Transaksinya, berlangsung antara Devisi Simpan Pinjam Pusat KUD dengan Unit Simpan Pinjam KUD. Jadi KUD yang tak memiliki unit simpan pinjam, jangan diharap bisa mendapat kucuran kredit dari Pusat KUD. Sistim ini dimaksudkan, selaian agar penempatan dana cukup jelas, juga sekaligus jadi ajang pembinaan terhadap USP dimasud. Besarnya pinjaman ke masing-masing KUD, tergantung kebutuhan. Tapi berkisar antara Rp. 10 hingga Rp. 100 juta. “Sesungguhnya tahun 2003 kita mentargetkan bisa melayani KUD 268 KUD. Tapi akibat dana yang tak cukup, hanya terkayani 197 KUD.” Aku Amin Ruhendi.

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post