-
Menyusun Kelayakan Usaha
Menyiasati kehidupan yang sulit agar tetap profit menjadi tujuan kita. Terlebih adanya krisis global sangat membebani dunia usaha. Meski, bukan berbahan baku impor atau pemasarannya ekspor tetap saja tersendat, karena daya beli menurun dratis.
Bukan berarti semua peluang ikut raib seiring datang krisis. Roda ekonomi tetap berputar, hanya saja agak melambat. Maka, janganlah takut menghadapi bencana ekonomi ini. Jika lapangan pekerjaan tertutup, masyarakat wajib mengubahnya menjadi pembuka kembali lapangan kerja. Kenapa tidak, mulailah menjadi pelaku usaha. Jangan takut karena tidak mempunyai modal atau uang. Kenyataanya, sebagian pelaku usaha yang keluar dari belitan masalah dan menjadi usahawan sukses, mengakui uang atau modal bukanlah satu-satunya kunci sukses. Melainkan, kreativitas dan kemampuan menangkap peluang usaha, serta keuletan kunci utamanya. Dengan kreativitas akan mampu melahirkan berbagai alternatif yang tidak sempat terpikirkan oleh mereka yang tidak kreatif.
Mengingat, dengan kemampuan menangkap peluang usaha yang digenggamnya. kemudian soal uang atau modal akan datang dari pihak lain. Tentu, kedua hal tersebut yakni kemampuan menangkap peluang dan kepercayaan pihak lain menjadi makin lengkap apabila dibumbui adanya keuletan. Sebab, mereka yang uletlah yang akan tampil menjadi pemenang. Intinya, seorang wirausaha yang ulet dengan semangat pantang mundur, meskipun modal dananya cekak akan dapat mengalahkan orang lain yang memiliki dana dan kecakapan lebih baik tetapi tidak ulet.
Banyak contoh baik di negeri ini maupun di belahan dunia lain, para pengusaha yang sukses dan mampu bertahan menghadapi bermacam tantangan, karena mereka memiliki keuletan.
Nah, untuk memulai berkegiatan usaha, seseorang perlu melakukan perencanaan dan perhitungan dengan melakukan evaluasi terhadap kelayakan usaha. Berbicara soal kelayakan usaha, tentunya mencakup perkiraan laba rugi, perkiraan arus kas dan analisanya yang dibuat sebagai alat untuk memutuskan suatu rencana usaha atau investasi, apakah akan dilanjutkan atau dihentikan.
Adanya perhitungan kelayakan usaha juga penting sebagai pertimbangan pihak penyandang dana (pemodal) atau bank untuk menilai layak tidaknya terhadap pinjaman yang akan diberikan atas usaha yang didirikan.
Materi kelayakan usaha pada prinsipnya memuat empat aspek, yaitu aspek pemasaran, teknis, yuridis, dan aspek keuangan.
Aspek Pemasaran
Produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha merupakan barang atau jasa yang akan dipergunakan atau dibeli oleh masyarakat. Karena itu, sebelum menentukan produk apa yang akan dihasilkan, seorang pelaku usaha harus mengetahui kondisi pasar terhadap barang dan jasa yang ditawarkan serta mengetahui kebutuhan permintaan dan penawaran, kejelasan informasi tentang persaingan, informasi tentang perkembangan harga, saluran distribusi dan rencana pemasaran dari produk tersebut.
Penetapan Kebutuhan Pasar
Untuk mengetahui tentang kebutuhan konsumen, diperlukan adanya kegiatan survey atau observasi (pengamatan). Kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan semua data dan informasi di lapangan yang berhubungan dengan bidang usaha yang akan dijalankan, sehingga ditemukan hal-hal yang memungkinkan tumbuh berkembangnya kegiatan ekonomi baru.
Berikut adalah contoh pengumpulan data untuk membuka usaha di bidang perdagangan di suatu lingkungan perumahan tertentu, misalnya:
Jumlah Rumah 800 unit, kepala keluarga (KK) 800 Orang, rata-rata pendapatan Rp 1.juta/bulan, jumlah kendaraan penghuni 400 unit, toko barang konsumsi dua unit, toko kue satu unit dan seterusnya.
Hasil pengamatan tersebut dapat memberikan informasi tentang kemungkinan adanya peluang usaha di pemukiman itu, antara lain: bengkel mobil, toko kelontong, agen gas/elpiji, minuman, mebel, cuci mobil, las pagar, salon dan foto copy. Misalnya di kompleks yang berpenghuni sekitar 800 KK itu telah terdapat toko eceran dua unit, maka usaha perdagangan (retail) masih berpeluang. Selanjutnya perlu juga mencari informasi dari instansi atau pihak pengelola perumahan dan kelurahan setempat. Seandainya mendapat informasi, contoh jumlah rumah siap huni 850 unit, sedang dalam pembangunan 750 rumah dari rencana total 3.500 unit. Atas dasar data-itu, pelaku usaha yang kreatif sejak dini telah membaca peluang dan mengantisipasi kira-kira usaha apa yang akan dilakukan yang paling memiliki potensi untuk berkembang di masa mendatang.
Permintaan dan Penawaran
Kelangsungan suatu kegiatan usaha akan tergantung pada adanya kebutuhan atau permintaan atas barang dan Jasa. Untuk mengetahui berapa besar kebutuhan utama (pokok), memerlukan pengumpulan data untuk melakukan perhitungan-perhitungan agar kegiatan usaha yang akan dilakukan berjalan lancar.
Misalnya dalam suatu kompleks perumahan yang dihuni sekitar 500 KK, dengan pendapat rata-rata Rp 100 ribu /per-bulan. Prosentase biaya hidup dibandingkan pendapatan adalah 80 % atau Rp 80 ribu, sedangkan rata-rata biaya hidup pokok (beras dan lauk-pauk) sekitar 60 % dari total biaya hidup, maka diperoleh angka 0,6 x Rp. 80.000,- = 48.000. Pendapatan yang dibelanjakan di lingkungan itu adalah 40 % dari biaya hidup utama atau 0,4 x Rp. 48.000, = Rp. 19.200.
Dari data itu menghasilkan kemungkinan belanja di lingkungan itu, misalnya 40 % kepada pedagang keliling (lauk pauk) dan sisanya 60 % ke toko sembako atau sebesar 0,6 x Rp 19.200 = Rp11.520. Maka, potensi permintaan kebutuhan kokok sehari-hari yang dapat terpenuhi melalui belanja toko adalah Rp 11.520. Disamping itu, perlu pula pengamatan atas kedua toko yang ada di kawasan tersebut untuk mengetahui besarnya nilai dagangan, kemampuan jual serta karakter pembeli (misalnya barang yang laku dan kurang laku). Jika hasilnya menunjukan hanya sebagian kecil potensi permintaan yang dapat digarap, tentu masih ada peluang untuk membuka usaha baru yang menjual kebutuhan hidup sehari-hari.
Contoh, potensi permintaan Rp 57,6 juta dan potensi penawaran Rp 30 juta, berarti masih terdapat potensi/peluang sebesar Rp 27 juta dari selisih (Rp 57.600.000 - Rp. 30.000.000 = 27.600.000).
Analisa Persaingan
Bisnis adalah persaingan. Apalagi jika usaha toko yang akan dibuka itu bukan satu-satunya. Tidak keliru kalau kita perlu melakukan pengamatan dan pendataan yang lebih detail terhadap toko-toko di lokasi tersebut. Misalnya dalam pengamatan dan pendataan menunjukkan bahwa dalam waktu dekat belum ada rencana pembukaan usaha baru yang serupa. Harga jual barang lebih mahal dari harga supermaket, dan prosentase keuntungan rata- rata 20%. Kedua toko itu tidak memberikan fasilitas antar barang dan pemasok barang (suplayer) yang mendatangi toko.
Kesimpulannya, peluang pasar yang hendak diambil tidak akan diganggu oleh pesaing baru. Melalui pasokan langsung dari distributor sehingga harga yang diperoleh lebih murah dan bersaing. Upaya untuk menang bersaing dapat juga dilakukan dengan menerapkan sistem swalayan atau memberikan pelayanan pengiriman barang sampai jarak maksimal dua kilometer bebas biaya antar. Melalui strategi ini, potensi memperoleh konsumen baru terbuka juga berpeluang menarik konsumen dari pesaing.
Perkembangan Harga
Salah satu yang amat penting dan harus terus dicermati dalam dunia usaha adalah perkembangan harga jual dari barang yang diproduksi atau diperdagangkan. Keberhasilan seorang pengusaha diukur dari kecepatannya memperoleh informasi tentang perkembangan harga barang, yang dapat berbeda hanya karena perbedaan waktu dan tempat. Mereka yang dapat memanfaatkan informasi ini akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari pesaingnya.
Saluran Distribusi
Saluran distribusi barang dari produsen ke konsumen merupakan mata rantai untuk meluaskan pasar. Dimulai dari yang terdekat dengan produsen, yaitu distributor, agen, hingga pengecer. Makin dekat ke produsen, harga semakin rendah tetapi dengan jumlah pembelian yang besar. Sebaliknya, makin jauh dari produsen harga yang diperoleh makin tinggi. Sebagai upaya memperoleh harga yang lebih murah, diperlukan jalinan kerja sama yang baik dengan agen dan distributor.
Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran menyangkut promosi dan cara mengenalkan produk kepada konsumen. Selain itu rencana pemasaran yang baik juga penting untuk meyakinkan penyandang dana, kalau usaha yang akan dijalankan itu mempunyai prospek cerah dan menguntungkan, sehingga dia tertarik sebagai investor pada usaha tersebut.Related Posts :
0 komentar: