• Mencari Bahan Berita

    Mencari bertia (news hunting, news getting, atau news gathering) disebut pula meliput bahan berita adalah salah satu tahap proses penyusunan naskah berita (news processing), selain proses perencanaan bertia (news processing), proses penulisan naskah (news writing), dan proses penyuntingan naskah (news editing).

    Tepatnya, meliput berita dilakukan setelah melewati proses perencanaan dalam rapat proyeksi redaksi. Misalnya, dalam rapat redaksi itu diputuskan untuk memuat profil seorang artis. Maka segera setelah itu dilakukan wawancara dengan artis tersebut. Wawancara itulah yang dinamakan news hunting.

    Ada tiga teknik peliputan berita, yakni reportase, wawancara, riset kepustakaan (studi literatur).

    A. Reportase
    Reportase adalah kegiatan jurnalistik berupa meliput langsung ke lapangan, ke TKP (tempat kejadian perkara). Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian/peristiwa, lalu mengumpulkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut. Fakta dan data yang dikumpulkan harus memenuhi unsur-unsur berita 5W+1H.

    Peristiwa yang diliput harus bernilai jurnalistik atau bernilai berita (news values), yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Peristiwanya sendiri secara garis besar terbagi dua:
    1. Peristiwa yang diduga terjadi atau direncanakan terjadi, misalnya peristiwa perayaan hari ulang tahun, peresmian gedung, deklarasi partai, seminar, dll.
    2. Peristiwa yang tidak teduga kejadiannya, misalnya kebakaran, kriminalitas, kecelakaan lalu lintas, dsb.

    Dari segi substansi atau jenis peristiwa, reportase bsia dilakukan dengan dua cara, yaitu beat system dan follow up system.

    Beat system adalah sistem pencarian dan pembuatan bahan berita yang mengacu pada beat (bidang liputan), yaitu meliputi peristiwa dengan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat yang dimungkinkan munculnya peristiwa, informasi, atau hal-hal yang bisa menjadi bahan berita.

    Sedangkan follow up system adalah teknik meliput bahan berita dengan cara menindaklanjuti (follow up) berita yang sudah muncul.

    Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan hal-hal berikut:
    - Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI).
    - Fairness Doctrine (Doktrin Kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartawan pertama yang menyiarkan/menuliskannya.
    - Cover Both Side atau News Balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objel berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.
    - Cek dan Ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta/data beberapa kali sebelum menuliskannya.

    B. Wawancara
    Semua jenis peliputan berita memerlukan proses wawancara (interview), dengan sumber berita atau narasumber. Wawancara bertujuan menggali informasi, komentar, opini, fakta, atau data tentang suatu masalah atau peristiwa dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

    C. Riset Kepustakaan
    Riset kepustakaan (studi literatur) adalah teknik peliputan atau pengumpulan data dengan mencari kliping koran, makalah-makalah atau artikel koran, menyimak brosur-brosur, membaca buku, atau menggunakan fasilitas search engine di internet.

    Unsur-Unsur Berita
    Dalam menulis berita, seorang wartawan mengacu kepada nilai-nilai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai rumus umum penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap.

    Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H, kependekan dari:
    - What = apa yang terjadi
    - Where = di mana hal itu terjadi
    - When = kapan peristiwa itu terjadi
    - Who = siapa yang terlibat dalam kejadian itu
    - Why = kenapa hal itu terjadi, dan
    - How = bagaimana peristiwa itu terjadi

    Rumusan Indonesia 5W+1H adalah 3A-3M, kependekan dari Apa, si-Apa, meng-Apa, bila-Mana, di Mana, dan bagai-Mana. Sebuah berita hendaknya memenuhi keenam unsur tersebut.

    Layak Berita
    Secara umum, kejadian yang dianggap punya nilai berita atau layak adalah yang mengandung satu atau beberapa unsur yang disebut di bawah ini :

    1. Significance (penting), yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidup­an pembaca.
    2. Magnitude (besar), yaitu kejadian yang menyangkut angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.
    3. Timeliness (waktu), yaitu yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.
    4. Proximity (dekat), yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.
    5. Prominence (tenar), yaitu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.
    6. Human Interest (manusiawi), yaitu kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut bagi orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa.

    Salah satu unsur di atas telah dapat menjadikan suatu kejadian sebagai layak berita. Jika ditemukan lebih dari satu unsur, maka kejadian itu tambah tinggi kelayakan beritanya. Karena itu usaha mendapatkan berita besar adalah mencari kejadian yang memiliki sebanyak mungkin unsur tersebut.

    Oleh Suyono AG

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post