• Menjadi pribadi yang sukses - Manajemen

    Kesadaran Berproses. Menjadi pribadi yang sukses, sebenarnya menyakitkan. Setiap orang akan ditempa oleh berbagai masalah berat, untuk menguji ketangguhan, seperti batu yang dipahat menjadi patung.

    Dengan mengupah kuli angkut Rp 100 ribu, seorang pemahat berhasil memboyong batu sepanjang 2 meteran ke rumahnya. Setelah sebentar mencermati batu itu, sang pematung mulai memahatnya, untuk membentuk sesosok manusia. Tidak ada satu sudut batu pun, yang luput dari pahatan. Proses ini berlangsung cukup lama, hampir tujuh bulan. Akhirnya, jadilah sebuah patung indah dan penuh karakter, yang dihargai kolektor sampai Rp 50 juta.

    Seonggok batu yang semula tidak berharga itu, sudah berubah total menjadi karya seni bernilai tinggi. Perubahan sangat besar ini bisa terjadi, lantaran batu telah mengalami pahaatan, tempaan, gesekan bahkan bantingan keras. Metafora ini, bisa diambil untuk melihat pribadi sukses, yang mempunyai nilai sangat tinggi, di atas manusia rata-rata. Ia adalah pribadi yang telah melalui proses lama, penuh dengan tempaan dan bantingan keras masalah.

    Setiap orang, sebetulnya mempunyai peluang yang hampir sama untuk menggapai sukses. Sayangnya, hanya sedikit yang bisa tahan de­ngan tempaan berat, untuk menggapai tujuan hidup lebih baik. Sebagian besar, cenderung menye­rah, menghindari tantangan dan memilih zona nyaman, meskipun mereka tahu pilihan ini akan makin menjauhkan dirinya dengan cita-cita yang diangankan.

    Seperti proses pembuatan patung, persoalan sehari-hari tersebut ibarat pahat yang sedang membentuk diri kita supaya memiliki nilai lebih dari sebelumnya. Apabila kita memiliki konsistensi dalam memahat diri, baik dengan belajar secara terus menerus, menghadapi persoalan dengan positive thinking dan positive feeling, tanpa disadari kualitas dan nilai diri kita dari waktu ke waktu terus berubah. Tidak ada yang instan untuk membentuk pribadi sukses. Seperti ulat yang keluar dari kepompong, untuk menjadi kupu-kupu yang indah.

    Syahdan, seorang anak sedang takjub memperhatikan proses keluarnya ulat dari kepompong, yang berjalan begitu lambat. Si ulat menggeliatkan badannya sedikit-demi sedikit. Tentu ada rasa sakit, karena terjadi gesekan dengan lubang kepompong yang sempit.

    Entah karena kasihan atau ingin cepat-cepat melihat proses ulat menjadi kupu-kupu, si anak lantas membantu membukakan kepompong. Ulat itu pun dengan mudah keluar. Tapi, apa yang yang kemudian terjadi? Tubuh ulat malah membesar, dengan bentuk yang tidak proposional dan sayap yang tak pernah berkembang. Akibatnya, ulat hanya bisa melata di tanah, kemudian mati. Ia gagal menjelma menjadi kupu-kupu yang indah.
    Si anak tidak tahu, bahwa sang ulat sedang memenuhi hukum alam, dalam berproses menjadi kupu-kupu. Kelihatannya memang menyakitkan dan lama. Tapi, hukum alam kesuksesan tidak bisa dilawan dengan tindakan instan. Begitu juga dengan kesuksesan seorang pribadi. Proses berperih-perih, tekun dan teguh menghadapi masalah, adalah hukum alam yang harus dilalui.

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post