• Kopontren Al-Ishlah Cirebon-Jabar

    Pesantren melahirkan para ustadz, ustadzah atau kiai sudah biasa. Tapi kalau yang alumninya banyak menjadi pebisnis, barangkali baru luar biasa. Di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ishlah, bila kelak para santrinya terinspirasi menjadi wirausahawan. Sebab, para pengajarnya juga rata-rata menerjuni dunia yang mendatangkan kemakmuran ini. Tidak lain, dalam pesantren yang beralamat di Jalan Imam Bonjol Bobos, Dukupuntang, Cirebon, Jawa Barat ini memiliki koperasi yang lumayan berkembang. Bahkan dibanding koperasi-koperasi di kalangan pesantren, koperasi tersebut termasuk paling maju. Namun, bila dibandingkan dengan koperasi produksi lain di tanah air masih rata-rata.

    Tentu, bukan besar atau kecil untuk membandingkan prestasi yang telah diraih. Sejatinya, ada keunggulan tersendiri dalam pesantren tersebut. Pengelola pesantren mempunyai wawasan maju. Melihat potensi alam di lingkungan Bobos yang kaya hasil tambang, serta masyarakat sekitar yang telah lama menjadi pengrajin batu alam. Jumlah pengrajin yang menggantungkan kehidupan ekonomin kepada batu alam Gunung Kuda sekitar 700 orang. Pesantren ingin mewadahi mereka dalam usaha yang legal, bermartabat, pemasaran lancar dan harga menjadi lebih baik. Wadah yang selaras adalah koperasi. Apalagi para pengasuh maupun pengajar di pesantren itu juga menjadi pelaku usaha yang tergolong sukses.

    Hasyim Asy’ari dan Tatang Abdul Fatah yang pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2005 diangkat menjadi ketua dan sekretaris. Sedangkan Siti Jaya Rohmah dipercaya menjadi bendahara Kopontren Al-Ishlah. Sedang, dalam struktur organisasi dalam pesantren posisi mereka sebagai sesepuh dan pengajar.

    Tepatnya, Kopontren yang didirikan pada 1990 dengan ini minimalnya telah berbuat mulia. Selain menghimpun masyarakat dalam koperasi, juga membantu memasarkan produknya dengan harga tinggi. Sebab, dalam koperasi mereka mendapat pembinaan untuk meningkatkan mutu. Sehingga hasil produknya memiliki mutu tinggi, disamping batu alam dari pegunungan di wilayah Bobos ini pernah menjadi terbaik di Indonesia.
    Selain beranggotakan para pengrajin batu alam yang tetap menggu­nakan alat-alat sederhana dalam proses penambangan di area yang meliputi tiga desa yaitu desa Bobos, Lengkong dan Cipanas. Koperasi juga menjalin mitra dengan pabrik pemotongan batu alam yang jumlahnya mencapai 100 pabrik yang tersebar di beberapa desa di wilayah Gunung Kuda.

    Pemasaran produk ini selain dipasarkan di dalam negeri juga telah merambah pangsa luar negeri. Konsumen luar negeri seperti Singapura, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Australia, Amerika dan beberapa negara di Eropa. Spesifik produk yang mereka sukai adalah Sand Stone, Lime Stone, Rastic Lading dan Handycraft Stone. Sedangkan konsumen dalam negeri berasal dari Bandung, Batam, Bali, Cirebon, Jakarta, Lampung, Medan dan Surabaya. Produk yang diminati adalah jenis Batu Ukir, Ornamen dan Batu Ukur.

    Konsumen Jakarta dapat dijumpai di Golf Course Pantai Indah Kapuk, Bank Indonesia, Gedung PLN Trunojoyo Kebayoran Baru dan Wisma Tugu Rasuna Said dan Hotel Nusa Dua, Bali Beach Hotel di Bali.

    Misi Sosial
    Sesuai namanya, koperasi ini memang selalu berusaha melakukan perbaikan terus-menerus. Terutama pada peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pemanfaatan secara optimal sumberdaya alam (SDA) di Bobos dan sekitarnya. Awalnya, Kopontren ini memang bermaksud untuk mendukung kegiatan pendidikan Kopontren Al-Ishlah. Yakni, merupakan sebuah lembaga pendidikan yang terdiri atas Madrasah Ibtida’iyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Kontribusi yang diterima pesantren untuk menunjang kelancaran operasional kegiatan pendidikan, selain berasal dari sumbangan santri atau siswa, juga sebagian Sisa Hasil Usaha Kopontren Al-Ishlah.

    Sejak berdiri, Kopontren ini memang fokus pada bisnis inti penam­bangan batu alam. Ini berkaitan dengan masyarakat di sekitar Gunung Kuda Palimanan Cirebon yang sebelumnya telah berpencaharian dari kegiatan penambangan batu alam. Melalui koperasi ini dihimpun seluruh keanggotaan yang melakukan penggalian.

    Koperasi kemudian melakukan terobosan-terobosan dan mengurus berbagai perijinan serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait. Untuk mendapat hak penambangan Galian C, koperasi mengantongi surat ijin dari Bupati Cirebon yang dapat diperbaharui sekali lima tahun. Berkaitan dengan lokasi, koperasi memperoleh injin dari Perum Perhutani (Dinas Kehutanan).

    Untuk memperlancar operasional koperasi sebagai badan usaha, Kopontren ini pun mengurus segala perijinan yang deperlukan. Selain legalitas yang diberikan oleh Kepala Wilayah Departemen Koperasi sejak 1990, bernomor 113/KDK/ 1017/41/IV-1990 dan diperbaharui sesuai tuntutan jaman dengan No 9289/BH/PAD/KWK-10/IV/1997. Berturut-turut koperasi memiliki NPWP, SIPD, SIUP, TDP, SITU, BAPP dan KSO.

    Suport dan Prestasi
    Demi mendukung pembiayaan para pengrajin dan unit-unit usaha lain, koperasi membuka unit Swamitra bekerjasama dengan Bank Bu­kopin. Sejak 2001 unit usaha Batu Alam mengalami reposisi sesuai per­kembangan, dinamika dan orientasi bisnis Kopontren menjadi satu unit tersendiri dan otonom. Setelah unit-unit lain mengalami perkembangan, maka unit-unit tersebut juga bersifat otonom. Istilahnya, koperasi hanya berfungsi sebagai corporate (induk organisasi).

    Melihat kinerja Kopontren Al-Ishlah yang sangat positif terhadap per­gerakan ekonomi, mengundang decak kagum pihak luar. Bukti itu da­pat terlihat dari beberapa piagam peng­hargaan yang pernah diraihnya. Pada 1997 misalnya, menerima pia­gam penghargaan, The Interna­tional Cooperative and small Enterprise Exhibition, tahun beri­kutnya mengan­tongi predikat kopontren terbaik tingkat Jawa Barat, sejak 1993-1999 selalu menjadi koperasi kelas A (sa­ngat baik). Tahun buku 2001 kembali penghargaan Kementerian Koperasi dan UKM sebagai koperasi ber­pres­tasi tingkat nasional.
    Khusus untuk USP Swamitra ju­ga meraih penghargaan sebagai unit USP terbaik II periode 1999-2000 se-wilayah Cirebon – Brebes tahun berikutnya masuk dalam sepuluh besar (top ten) Swamitra terbaik tingkat nasional. Piagam penhargaan pembinaan pengusaha ekonomi kecil dan koperasi (PPELK) PLN kerja sama dengan Bank Bukopin.

    Keanggotaan
    Anggota kopontren Al-Ishlah tahun buku 2005 berjumlah 341 orang, pria 85 dan wanita 256. Karakteristik profesi anggota beragam, terdiri wiraswasta menduduki tempat tertinggi sejumlah 154 orang, kemudian guru 65 orang, ibu rumah tangga 49 orang, pedagang 30 orang, dokter satu orang, karyawan swasta 43 orang dan PNS 8 orang.
    Grafik keanggotaan sejak 1996 mengalami fluktuatif dari 95 orang, 1997 berjumlah 107 orang, tahun 1998 berjumlah 117 orang, tahun 1999 berjumlah 178 orang, tahun 2000 berjumlah 209 orang dan tahun 2001 ber­jumlah 424 orang, tahun 2002 sebanyak 439 orang, tahun 2003 sebanyak 369 orang, tahun 2004 sebanyak 346 orang dan pada 2005 sebanyak 341 orang. Pening­katan jumlah anggota yang besar terutama terjadi sejak tahun 1999, yaitu sejak dimulainya operasi penambangan batu alam dan beroperasinya USP Swamitra. Untuk mengoptimalkan pela­yanan kepada anggota, kopontren sedikitnya mempekerjakan sebanyak 33 orang (lihat grafik).

    Manajemen
    Kopontren Al-Ishlah memiliki enam unit usaha, yaitu USP Swamitra, USP Syariah (BMT), wartel, toko obat, waserda dan unit batu alam. Prinsip-prinsip manajemen moderen nampak telah diterapkan dengan baik. Di antaranya dilaksanakannya visi dan misi koperasi baik sebagai orga­nisasi maupun sebagai perusahaan. Juga menyusun program kerja dengan kegiatan-kegiatan usaha yang lebih spesifik. Mengadakan pembagian kerja dengan mengembangkan unit usaha dan penugasan personil dengan kontrak, tugas, tujuan serta kegiatan yang jelas. Pengelolaan usaha secara trans­paran dan akuntabel, di antaranya bercirikan dengan pembukuan neraca di masing-masing unit usaha secara tertib. mengembangkan jaringan kerja sama dan kemitraan dengan pihak-pihak terkait dengan sebaik-baiknya.

    Inilah beberapa unit usaha Kopontren Al-Ishlah yang secara pelayanan telah menjangkau kebutuhan anggota. Waserda, USP Swamitra, USP Syariah, toko obat dan unit usaha batu alam. Unit waserda yang didirikan pada 1990 memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitar pondok pesantren. Omzet unit ini per tahun buku 2005 sebesar Rp 414 juta, wartel dan toko obat aset Rp 177 juta dengan omzet Rp 219 juta. Unit ini demi efisiensi pada periode 2007 akan dise­suaikan dengan perkembangan jaman. Salah satunya pengembangan unit usaha warung internet (warnet).

    USP Syariah yang didirikan pada tahun 2000 dan sasarannya adalah pelaku usaha untuk pengusaha kecil. Jumlah aset pada tahun buku 2005 sebesar Rp 203 juta, plafon pinjaman antara Rp 500 ribu - Rp 3 juta. USP Swamitra yang dirikan pada 1998 dengan sasaran pengusaha mikro dan kecil di wilayah kerja Palimanan, Sumber hingga Rajagaluh-Majalengka. Aset yang dimiliki sekitar Rp 1 miliar dengan plafon kredit berkisar Rp 2 -50 juta. Usaha penambangan batu alam yang merupakan usaha pokok dari koperasi dimulai sejak 1990 dengan dengan nilai investasi lahan kompensasi sebesar Rp 223.680.000 rupiah.

    Dari kegiatan usaha selama ini Kopontren Al-Ishlah telah membu­kukan aset sebesar Rp 1,2 miliar dan mengantongi SHU bersih sebesar Rp 62 juta lebih. Keberadaan koperasi juga turut menunjang terlaksananya kelancaran proses belajar mengajar. Semisal pada tahun buku 2005, koperasi berkontribusi terhadap yayasan sekitar Rp 450 juta.***

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post