• KUD Senyum Hutumuri Ambon-Maluku

    Ambon manise sebutan yang menggambarkan indahnya bumi Maluku. Di sana kita bisa menatap lautan, mengelilingi pulau-pulau berbukit di tumbuhi pepohonan yang rindang. Tepian pantai yang indah dan lekukan bukit membuat hati damai dan sejuk.

    Desa Hutumuri yang terletak di tepi pantai menghadap hamparan laut Banda. Untuk menuju desa ini dari kota Ambon kita dapat melewati jalan darat yang berkelok-kelok mengikuti lekukan pantai dan bukit yang dihiasi berbagai macam tanaman. Di desa inilah kita menemui kantor KUD Senyum yang berdiri sejak 1988 dengan badan hukum nomor 863/A/BH/XXII/1992.

    Awalnya, KUD ini hanya mempunyai anggota sebanyak 111 orang dan memiliki satu unit usaha yaitu pertokoan yang menyediakan kebutuhan sehari-hari anggota dan masyarakat sekitar. Desa Hutumuri yang berlokasi jauh dari keramaian kota dan terbatasnya sarana transportasi pada masa itu menimbulkan kesulitan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga, keberadaan unit usaha pertokoan ini, minimalnya dapat mengatasi kendala tersebut.

    Dalam perjalanan waktu, pengurus KUD Senyum pun berinisiatif untuk membuat anggota tersenyum dengan menambah unit-unit usaha baru. Ini di­maksudkan agar anggota lebih mudah memenuhi kebutuhan sehari-hari tan­pa harus ke kota. Jos Souhuwat, Ketua, dengan dibantu sekretasis J. Le­wa­­herilla terus berupaya memenuhi kebutuhan anggota maupun masya­rakat luas dengan unit-unit usaha baru. Unit usaha yang kemudian dibuka adalah perdagangan hasil-hasil bumi. Komoditas unggulannya yaitu pala dan cengkeh. Peran KUD menampung hasil-hasil pertanian dan mema­sar­kannya ke luar daerah. Hal ini dilakukan dengan menjalin kemitraan de­ngan para pengusaha di kota-kota besar, seperti pengusaha di Ambon dan Su­rabaya. Dengan pola kemitraan ini kendala permodalan dapat diatasi. Upa­ya pengurus untuk membuka usaha baru terus bergulir dengan membuka unit usa­ha simpan pinjam (USP), transportasi darat, unit usaha pengadaan BBM, unit usaha pelistrikan, dan unit usaha hiburan anak berupa Play Station (PS). Semua unit usaha ini mulai menunjukan hasil dan memberi harapan kesejahteraan bagi anggota maupun masyarakat luas.

    Badai itu pun datang. Bumi Ambon membara. Keindahan alam Am­bon tak lagi memberi kedamaian hati. Hubungan harmonis antar ma­syarakat terkoyak, tersekat dalam komunitas tertentu. Lalu lintas orang dan barang menjadi terhambat. Konflik sosial ini bukan saja merusak nilai-nilai sosial masyarakat tetapi juga berimbas kepada kondisi ekonomi ma­sya­rakat sehari-hari. Pemenuhan akan kebutuhan barang-barang menjadi terganggu. KUD Senyum yang berada di tengah masyarakat yang dilanda konflik sangat merasakan imbasnya. Unit-unit usaha yang se­belumnya sudah berjalan baik, harus terganggu bahkan berhenti total. Jaring penangkap ikan Babo yang dimiliki KUD pun hilang. Unit pertokoan yang berada diluar wilayah kerja KUD seperti di pasar Mahardika, Batu Merah kondisinya sama dan menghentikan kegiatannya.

    Konflik di Ambon yang melanda sejak 1998 sampai dengan 2004 telah menyulitkan kehidupan ekonomi masyarakat. Walau dalam keadaan terhimpit pengelola usaha yang dipimpin seorang manajer bernama Japirus Kailuhu dengan dibantu 15 orang karyawan tetap berusaha menggerakkan roda usaha guna memenuhi kebutuhan anggota dan masyarakat pada masa itu. Filosofi kebersamaan yang terbangun dalam koperasi menjadi faktor yang mempermudah para pengelola untuk tetap dapat menjalankan usaha dalam situasi demikian. Kebersamaan keinginan untuk memenuhi kebutuhan bersama menjadi ke­kuatan koperasi sebagai badan usaha. Dalam laporan pertanggungjawaban pengu­rus Rapat Angota Tahunan (RAT) tahun buku 2001–2005, jelas terlihat aktivitas usaha KUD Senyum walau pada masa itu kondisi wilayah kerja KUD masih dilanda konflik. Upaya KUD yang terus berusaha menja­lankan kegiatan usaha meru­pakan salah satu sumbangsih untuk terus membangkitkan roda ekonomi masyarakat.

    Melihat semangat pengurus un­tuk membangun koperasi tanpa henti ini pun kemudian mendapat perha­tian dari pihak luar. Salah satunya adalah pemerintah pusat. Kemen­terian Koperasi dan UKM melihat jelas kondisi objektif akan kebutuhan yang diperlukan KUD dalam rangka pengem­bangan usaha. Pada 2005 Kementerian Ko­perasi dan UKM menyalurkan bantuan pe­ngembangan usaha mikro sebesar Rp 2,2 mi­liar. Bantuan ini merupakan dana bergulir untuk pengadaan dua unit kapal ikan. Selain bantuan tersebut KUD masih menerima da­na bergulir untuk modal perkuatan sektor agri­bisnis sebesar Rp 1 miliar yang khusus di­kelola terpisah dari usaha induk. Sehingga pada 22 Nopember 2004 pengurus KUD Se­nyum membentuk KSP bernama Senyum Lestari, dengan badan hukum No 518/28/BH/X/2004 yang beranggotakan 359 orang.

    Sebelumnya, pada 2003 KUD ini juga mendapat bantuan perkuatan modal dari Puskud Ambon sebesar Rp 110 juta. Bantuan lainnya adalah pengelolaan dana subsidi BBM sebesar Rp 50 juta. Untuk proyeksi usaha ke depan KUD Senyum merencanakan dapat meraih omset Rp 4,49 miliar dengan SHU kotor Rp 334 juta.***

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post