• Mari Memberi dengan Kedermawanan

    “Rahasia kemakmuran adalah kedermawanan, karena dengan membagi kepada orang lain, hal baik yang akan diberikan dalam kehidupan kita, bahkan berkelimpahan.”
    -- J. Donald Walters, penulis dan pengajar asal Rumania, tinggal di India.

    Pelit pangkal kaya? Itu pasti cuma seloroh. Tapi, jika Anda mempercayai dan menjalankan sikap pelit alias pantang memberi agar bisa kaya secara materi, sebaiknya segera campakkan saja keyakinan itu. De­ngan sikap pelit, Anda mungkin bisa merengkuh kekayaan materi. Tapi, percayalah, jika suka memberi, Anda bakal mendapatkan lebih dari itu.

    Tengoklah orang-orang superkaya di Amerika Serikat (AS), seperti Bill Gates, Henry Ford, Rockefeller, Ted Turner bahkan George Soros. Sebagai pengusaha, mereka memang tampak rakus, memburu keuntungan sebesar-besarnya. Tapi, di balik itu, tidak ada yang menyangkal bahwa mereka adalah pribadi-pribadi dermawan, yang tak sayang menggelontorkan ribuan bahkan jutaan dollar AS, untuk mem­biayai ke­giatan sosial.
    Di AS, jumlah dana yang di­sumbangkan para dermawan, setiap tahun mengalami peningkatan. Sebagai gambaran, pada tahun 2000, total dana yang disumbangkan oleh para donatur AS mencapai 203 miliar dollar AS, atau sekitar 2 persen dan gross domestic bruto (GDP) negeri Paman Sam itu.

    Apakah orang-orang sukses itu, menjadi dermawan setelah kaya? Tidak. Memberi, sudah menjadi kebiasaan (habit) mereka, jauh sebelum menggapai sukses. Belakangan diketahui, kebiasaan itu justru menjadi salah satu faktor penting, yang menghantarkan mereka ke puncak kesuksesan.

    Adalah Deepak Chopra, yang pertama kali mengungkap pengaruh kekuatan memberi (power of giving) dalam kesuksesan seseorang, dengan argumen yang kuat. Dalam bukunya yang menjadi best seller dunia, 7 Spiritual Law of Success, Chopra mencantumkan Law of Giving sebagai hukum kedua untuk sukses. Menurutnya, kekuatan memberi (dan menerima) demikian dahsyat karena merupakan esensi dari alam semesta. Alam semesta berjalan menurut sirkulasi memberi dan me­nerima. Coba kita perhatikan. Dalam seluruh fenome­na alam, berjalan hukum memberi dan menerima. Manusia menghirup oksigen, dan menghembuskan karbon-dioksida, sementara tanaman menggunakan karbon-dioksida dalam proses fotosintesa dan membebaskan oksigen. Proses memberi dan menerima, membuat segala sesuatu di alam semesta ini berjalan, mengalir.

    Lantas, Anda mungkin bertanya, apakah yang harus saya berikan? Jawabannya sama dengan perta­nyaan: Apa yang Anda ingin dapatkan? Jika Anda ingin mendapatkan kasih-sayang, berikan kasih sayang. Jika Anda ingin pengetahuan, sebarkanlah pengetahuan. Jika Anda ingin uang, maka berikanlah uang.

    Ya, ini sesuai dengan prinsip memberi dan menerima di atas, apa yang mengalir keluar dari Anda, adalah apa yang akan mengalir kembali kepada Anda. Bahkan yang mengalir kembali kepada Anda, selalu lebih besar dari yang mengalir keluar dari Anda, karena semesta jauh lebih besar dari Anda!

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post