• Primkopau Mabes TNI-AU - Jakarta

    Siapa bilang koperasi di kalangan angakatan (TNI/Polri) tidak berkembang dan menutup diri. Buktinya, koperasi di lingkungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang satu ini terbilang sukses. Primer Koperasi Angkatan Udara (Primkopau) Mabes TNI-AU ini telah membukukan aset yang lumayan dan mudah memberikan informasi perihal perkembangannya. Memang, lokasinya berada di Markas Besar (Mabes) TNI Cilangkap, Jakarta Timur. Anggotanya terdiri atas prajurit TNI-AU dan pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Mabes TNI.

    Kebetulan, jika kita bertandang ke Mabes TNI di Cilangkap, memang tidak bisa langsung melihat kantor koperasi itu. Maklum, selain tidak tampak dari luar kompleks, koperasi ini berada di kawasan tertutup, yang tidak sembarangan orang bisa masuk ke sana. Bahkan, letak kantornya cukup jauh dari permukiman, sehingga sulit diketahui keberadaannya. Namun, koperasi ini justru mampu berkembang, tak kalah dengan koperasi yang berada di luar Mabes TNI.

    Kegiatan usaha koperasi yang beranggotakan 2.955 orang ini juga tidak hanya berbisnis melayani anggota dari kalangan TNI-AU saja. Melainkan para prajurit dan PNS dari semua angkatan yang berada di Mabes TNI. Sebenarnya, Primkopau bukan satu-satunya koperasi di komplek tersebut, ada juga primer koperasi milik TNI-AD dan TNI-AL. Entah kenapa, tidak sedikit mereka yang membutuhkan pelayanan Primkopau. Walau, di luar anggota TNI-AU, mereka statusnya menjadi anggota luar biasa.

    Setidaknya, Primkopau dianggap mempunyai keunggulan dibandingkan yang lain. Menurut Letkol TNI-AU A Fathoni, ketua Primkopau Mabes TNI-AU, mungkin karena koperasi yang dipimpinnya mampu mengucurkan pinjaman hingga Rp 10 juta per anggota. Bahkan, pinjaman khusus bisa mencapai Rp 25 juta. Pinjaman yang diberikan Primkopau tidak semata-mata berorientasi mencari keuntungan, tetapi ada nilai sosial membantu sesama anggota yang membutuhkan pertolongan dana. Semisal, bunga yang dikenakan tidak terlalu memberatkan. Pinjaman untuk biaya pendidikan, malah tidak dikenakan bunga alias 0%, sedang pinjaman untuk biaya sekolah bunganya juga hanya 0,5 % per bulan. Baru, pinjaman reguler dipungut bunga variatif, bagi pangkat tamtama dipatok 1%, bintara dan perwira 1,25%, dengan plafon pinjaman maksimal Rp 8 juta.

    Selain Unit Simpan Pinjam (USP), Primkopau juga mengoperasikan tiga unit minimarket—dua unit berada di lingkungan Mabes TNI dan satu unit di Ruko Mall Pondok Gede, Jakarta Timur yang siap melayani berbagai kebutuhan anggota. Barangkali, inilah antara lain kelebihan Primkopau yang tidak dimiliki primer koperasi lain di lingkungan TNI. Termasuk kemampuan dalam menggaet prajurit non-TNI-AU untuk menjadi anggota Primkopau. Kesempatan untuk merekrut anggota, baik anggota biasa maupun luar biasa masih memungkinkan terbuka. Mengingat, jumlah personel di Mabes TNI mencapai 12.000 orang. Boleh jadi, kondisi tersebut yang membuat Primkopau tidak kekurangan konsumen, kendati berada di kawasan tertutup.

    Malah, salah satu unit usahanya yaitu minimarket, selalu ramai tak ubahnya seperti arena bazaar. Terbukti, sesuai catatan di buku RAT tahun buku 2004 omset per hari mencapai Rp 40 juta. Barangkali yang menjadi magnetnya karena kemudahan dalam pembayaran. Sebab, selain tunai juga boleh mengutang dengan potong gaji.

    Untuk mengantisipasi terjadinya kredit macet, Primkopau pun telah menyiasatinya. Selain menjalin kerja sama dengan bendaharawan di tiga angkatan (TNI AU, TNI AD, dan TNI AL) juga karena tingginya kesadaran anggota untuk berkoperasi. Hasilnya, koperasi nyaris tidak pernah mengalami tagihan macet. Aturan yang telah disepakati dengan para bendaharawan di masing-masing unit, tidak hanya berbelanja yang dipotong tetapi juga dalam urusan pinjam-meminjam uang.

    Di usianya yang ke-28 tahun (2004), Primkopau Mabes TNI-AU tidak semata berbisnis di bidang ritel dan USP. Masih ada usaha lain yang juga berkembang. Semisal, stasiun pengisian bensin umum (SPBU) yang berlokasi di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan. SPBU ini mampu menjual BBM sebanyak 72 kilo liter per hari. Untuk ukuran SPBU di wilayah DKI Jakarta, volume itu termasuk besar dibandingkan penjualan di SPBU lain yang hanya berkisar 30-40 kilo liter per hari.

    Selain itu, masih ada unit usaha perumahan, wartel, foto copy, kantin, travel biro, konveksi, salon, arena pemancingan, pijat refleksi, dan unit niaga. Bahkan, unit yang terakhir disebut, telah berkembang menjadi semacam distibutor/grosir dengan memasok barang ke toko-toko koperasi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Khusus unit usaha tersebut, pada thun buku 2004, mampu berkontribusi perolehan SHU Primkopau sebesar Rp 472,5 juta.

    Yang menarik dari unit niaga, baik barang-barang pabrikan maupun sembako, berupa beras, kopi, gula, terigu dan minyak goreng yang tersedia di gudang, siap diantar ketempat pemesan dengan mobil boks milik Primkopau. Soal harga, untuk sesama koperasi ada toleransi dan dijamin pasti lebih murah. Dari seluruh unit usaha tersebut, Primkopau Mabes TNI-AU tahun buku 2004 membukukan total SHU sebesar Rp 929,5 juta.

    Tanpa mengurangi peran vital dari jajaran pengurus serta karyawan yang ada, sukses Primkopau Mabes TNI-AU tidak terlepas dari peran sang ketua yang mempunyai minat sebagai wirausahawan. Terbukti, kinerja koperasi ini dapat berkembang pesat. Dalam tahun buku 2004 modal kerja yang diputar mencapai sekitar Rp 30 miliar.

    Jelasnya, sejak diangkat menjadi ketua Primkopau Mabes TNI-AU tahun 2001, Fathoni yang kelahiran Gresik, Jawa Timur tahun 1964 ini langsung melakukan sejumlah terobosan. Unit-unit usaha yang semula stagnan, dapat dipacu hingga meraih keuntungan. Sehingga seluruh unit usaha yang berjumlah 16 unit telah mampu berkontribusi terhadap perolehan SHU. Jika sebelumnya SHU tak pernah melebihi angka Rp 100 juta, setelah kepemimpinannya, jumlahnya setiap tahun terus naik. Bahkan pada tahun buku 2004 sudah mendekati angka Rp 1 miliar. Dari SHU itu sekitar 40% langsung dibagikan kepada anggota sesuai porsi masing-masing. SHU yang diraih koperasi memang menjadi hak prajurit untuk turut membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Bukan cuma cakap mengelola unit-unit usaha, urusan menaikan simpanan sukarela, ayah empat putra-putri ini juga jagonya. Entah bagaimana kiatnya, yang pasti simpanan sukarela yang di bukukan Primkopau per 31 Desember 2004 mencapai Rp 7,1 miliar. Sebuah prestasi yang patut diacungi jempol.

    Prestasi makin diperlihatkan pada publik, khusus pada anggotanya dengan menyelenggarakan RAT lebih awal dari biasanya. Kendati sudah menjadi kewajiban, tapi tidak semua koperasi dapat melaksanakan RAT secara tepat waktu. Banyak pula yang melakukannya molor dari yang direncanakan. Sesuai ketentuan yang berlaku, RAT tingkat primer paling lambat hingga akhir Maret, tingkat pusat koperasi (sekunder provinsi) hingga akhir Mei. Sedang untuk tingkat induk koperasi/sekunder nasional, selambat-lambatnya akhir Juli.

    Kemas H. Ahmad ketua Dekopinwil DKI Jakarta yang menghadiri RAT tersebut, mengakui koperasi pertama yang menyelenggarakan RAT di Jakarta pada 2006. Bahkan menurutnya, tidak hanya di Jakarta, tapi kemungkinan juga di Tanah Air. Koperasi yang bisa menggelar RAT tepat waktu, apalagi di awal Januari mencermikan koperasi dimaksud sehat. Paling tidak, mencerminkan sistim manajemen koperasi tersebut sudah tertata rapi. Tidak berlebihan nampaknya, Primkopau mendapat sanjungan demikian.

    Kenyataannya dalam laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas memaparkan fakta, bukan saja sehat tapi juga termasuk koperasi yang sukses. Misalnya dari 16 unit usaha yang dilakukan semua mampu memberi kontribusi pendapatan.

    Keberhasilan Primkopau ternyata tidak cuma dikenal oleh anggota. Tetapi jauh di luar kantor menyakini gaung kesuksesan tersebut. Dampaknya, mengundang pihak-pihak untuk mempelajari kiat keberha¬silan yang telah diterapkannya. Salah satu pihak yang kepincut ingin menimba ilmu di ‘kampus’ Primkopau adalah sekelompok mahasiswa Universitas Ibnu Kaldun (UIK) Bogor. Jika biasanya mahasiswa di kampus hanya memperoleh teori koperasi semata, di sana mereka bisa mempraktikkannya. Paling tidak, bisa menyaksikan di manapun berada jika koperasi dikelola secara sungguh-sungguh hasilnya tidak kalah dengan bisnis konvensional lain. Kekaguman mereka terutama saat melihat aktivitas di minimarket milik Primkopau yang tertata moderen dan ramai pengunjung. Sedikitnya ada 3.000 item barang di jajakan di sana.

    Tidak hanya minimarket, Fathoni juga mengajak mereka melihat unit-unit usaha lain seperti kantin, unit persediaan sembako, SPBU, unit niaga dan USP. Kehadiran para mahasiswa selain ingin belajar juga memenuhi undangan Ketua Primkopau yang juga Dosen Ekonomi Syariah di UIK itu. Sekali lagi, Fathoni ingin memberi pelajaran berharga bahwa koperasi bisa besar sepanjang dikelola dengan benar. Jika tahun buku 2005 membukukan SHU Rp 1,3 miliar, pada thun buku 2006 optimis akan naik. Terbukti per 30 April 2006 telah menyisihkan SHU sebesar Rp 685,7 juta.

    Selain mengembangkan usaha, Primkopau Mabes TNI-AU juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Seperti pada peringatan Hari Koperasi (Harkop) ke 59 (2006), Primkopau mengadakan kegiatan lomba menembak dan olah raga lainnya, seperti bola volly, sepak bola, tenis meja dan lari estafet. Namun, yang terpenting dari rangakaian kegiatan tersebut, ketua koperasi di lingkungan Mabesau mendapat anugerah Bakti Koperasi berkat prestasinya mengembangkan koperasi.

    Atas ungkapan rasa syukur tersebut, dalam suatu apel besar yang sekaligus dijadikan sebagai puncak acara Harkop di lingkungan Mabes TNI-AU. Dengan melibatkan sekitar 3.000 personil dipimpin langsung, Wakil Kepala Staf TNI-AU (Wakasau) Marsekal Madya Wresniwiro. Dalam amanatnya, perwira tinggi bintang tiga ini menyatakan kekagumannya. Menurutnya, pada Harkop kali itu Mabes TNI-AU memiliki keistimewaan tersendiri. Pasalnya, salah seorang di antara personilnya, Letkol A. Fathoni mendapat penghargaan dari pemerintah. Apa lagi piagam itu lanjut Wresniwiro, diserahkan Menteri Suryadharma Ali di puncak Harkop 2006 di Pekalongan, Jateng dengan disaksikan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Namun seberapa pun hebatnya Fathoni, jika tidak mendapat dukungan dari para petinggi Mabes TNI-AU tidak akan bisa berbuat banyak. Koperasi tidak bisa berkembang, maka prestasi pun urung datang. Sehingga wajar, penghargaan tersebut adalah penghargaan untuk keluarga besar TNI-AU. Hanya, kelebihan Fathoni mampu menerjemahkan keinginan petinggi lembaga (komando) untuk ikut membantu menyejahterakan prajurit melalui lembaga bisnis bernama koperasi kesampaian.

    Bumbu hadiah untuk meningkatkan oplah atau omset dalam sebuah bisnis jelas sangat lumrah. Apalagi untuk peritel besar perang diskon besar-besaran bukan sesuatu yag baru. Tapi jika hal tersebut dipraktekan oleh koperasi, apalagi hadiah yang dijanjikan cukup menarik, yakni sepeda motor dan uang jutaan rupiah, bisa jadi menjadi sangat langka.

    Jumlah hadiah barang yang diundi, terdiri dari 100 item. Berupa sepeda, kulkas hingga sepeda motor. Penarikan undian, khusus bagi pelanggan di kalangan prajurut TNI AU ini, disaksikan Aspres Kasau Marsekal Muda Agus Mudigdo. Kali itu yang beruntung mendapat sepeda motor, adalah Dewi Susilowati, PNS yang bertugas dibagian operasi.

    Bagi Primkopau, menurut Fathoni pemberikan hadiah kepada pelanggan, bukan kali pertama (2006) tetapi sudah yang keenam kali sejak dua tahun silam. Pemberian hadiah itu merupakan strategi untuk menyedot pelanggan berbelanja di koperasi. Setiap belanja di mini market minimal Rp 100 ribu mendapat satu kupon dan berlaku kelipatannya. Kupon hadiah kemudian diundi setiap enam bulan sekali. Ternyata, trik yang diterapkan kepengurusan Fathoni dkk sangat mujarab. Sebelumnya omzet per hari yang berkisar Rp 7 hingga 8 juta, meningkat hingga Rp 30 sampai 40 juta per hari. Pernah juga mendekati Rp 50 juta.

    Bisnis paling anyar yang dicoba Primkopau adalah unit Syariah. Melalui Unit Koperasi Syariah (UKS) memiliki usaha jual beli dinar dengan label Primkopau. Berbentuk bulat sebesar uang recehan (logam) seratus rupiah telah diluncurkan. Berbeda dengan dinar yang diterbitkan oleh perusahaan lain, misalnya Indonesia Mint Nusantara, BMM/Baitulmaal Muamalat, atau Wakala Adina, yang mempunyai spesifikasi 4,25 gr 22 K. Dinar Primkopau berspesifiksi 4,25 gram, tapi dari emas 24 karat, 9999 Fine Gold. Spesifikasi ini telah sesuai dengan standard World Islamic Trade Organization (WITO). Namun, meski berbeda spesifikasi bukan berarti dinar Primkopau lebih hebat. Semata-mata masalah tehnis, dengan spesifikasi demikian, perhitungannya menjadi lebih mudah, karena didasari oleh harga emas dunia 24 K,9999 FG.

    Tahap pertama dinar yang telah diterbitkan sebanyak 117 keping. Jika nantinya banyak permintaan tinggal memesan kepada pabrik logam mulia milik PT Aneka Tambang. Fathoni optimistis dinar yang di launching akan laris manis. Mengingat, dinar memiliki kelebihan, setidaknya bagi mereka yang punya aset dalam bentuk dinar akan terlindungi dari gejolak kurs. Keunggulan dinar, kata dia terletak pada nilai intrinsiksinya yang tetap stabil dan tidak lekang oleh waktu. Bahkan secara nominal harga emas akan terus naik mengikuti harga emas dunia. Dinar dengan har¬ga Rp 1 juta perkeping ini mempunyai tiga produk layanan. Pertama. Investasi Dinar, kedua Murabaha Dinar dan Gadai Dinar. Investasi dinar adalah salah satu portofolio keuangan berbasis harga emas dunia dalam ben¬tuk dinar. Produk ini cocok untuk para investor yang memiliki investasi jang¬ka panjang. Dinar dibeli di UKS, dan kemudian menyimpan dalam jangka waktu tertentu, lalu dijual kembali ke UKS setelah harga dinar naik.

    Produk Murabaha dinar adalah pembiayaan murabaha (jual beli) biasa, tetapi obyeknya diganti dengan dinar. UKS menetapkan marjin, dan kemudian pokok dinar plus marjinnya dapat dibayar secara angsur dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan gadai dinar, manakala nasabah membutuhkan kas mendadak, dapat menggadaikan dinarnya ke UKS. Tidak perlu jaminan, karena dinar itu menjadi jaminannya. Mereka boleh mengangsur, dan setelah lunas dinarnya akan dikembalikan. Menurut Manager UKS Primkopau, Adhitia Ginanjar, selain bisa didapat di kantor UKS, juga bisa dibeli di USP Primkopau di Jl Squadron Halim Perdanakusumah. Kemudian juga di Mabes TNI Cilangkap, tempat Primkopau berkantor pusat.***

    Related Posts :



0 komentar:

Leave a Reply

Bookmark and Share

Recent Comment


ShoutMix chat widget

Random Post